24 Jul 2020

TITRASI ASAM BASA



TITRASI ASAM BASA

A.      Materi Pembelajaran

1.      Menentukan konsentrasi asam atau basa dengan titrasi

Titrasi asam basa adalah penetapan kadar larutan asam atau basa berdasarkan reaksi penetralan asam dan basa. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang diketahui kadarnya. Demikian sebaliknya, kadar larutan basa ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang diketahui kadarnya.

Bagaimana cara melakukan titrasi asam basa? Berikut akan diberikan contoh titrasi asam basa:

Misalkan kita ingin menentukan kadar larutan HCl dengan menggunakan NaOH 0,1M.

Untuk menentukan kadar HCl, kita perlu melakukan percobaan untuk mengetahui berapa volume larutan NaOH 0,1M yang ekivalen dengan volume tertentu HCl.

Prosedur :

1)      Sejumlah larutan HCl (missal 20 mL) dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Tetesi beberapa tetes indikator!

2)      Sejumlah NaOH dimasukkan ke dalam buret!

3)      Tetesi larutan dalam Erlenmeyer dengan larutan NaOH 0,1M yang ada dalam buret perlahan-lahan sehingga keduanya ekivalen (dapat habis bereaksi). Titik ekivalen adalah titik pada titrasi ketika asam dan basa tetap habis bereaksi (diketahui dengan perubahan warna indikator). Titik ekivalen diketahui dengan bantuan indikator jika larutan yang dititrasi menunjukkan perubahan warna, maka titrasi segera dihentikan. Hal ini menunjukkan bahwa titik akhir titrasi sudah tercapai.

Titik akhir titrasi adalah titik pada saat indikator yang digunakan dalam titrasi berubah warna.

 

Setelah tercapai titik akhir titrasi, volume NaOH yang dibutuhkan dapat dibaca pada buret.

 

NaOH

HCl

Volume

20 mL

20 mL

Normalitas (N)

0,1

?

 

Maka konsentrasi HCl dapat dihitung dengan persamaan:


V1  x  N1  = V2  x  N2

VNaOH x NNaOH    = VHCl  x  NHCl

 

Dengan :


N         =  M x n

V1  x  N1  = V2  x  N2

V1  x  M1 x n1  = V2  x  M2 x n2

 

Keterangan :

M  = Kemolaran

n   = valensi asam atau basa

2.      Perubahan pH pada Titrasi Asam Basa (Kurva Titrasi)

pH akan naik ketika suatu larutan asam ditetesi dengan larutan basa, sebaliknya pH akan turun ketika larutan basa ditetesi dengan asam. Kurva titrasi adalah grafik yang menyatakan perubahan pH pada titrasi asam dengan basa atau sebaliknya.

 

Ada beberapa jenis titrasi, yaitu:

a.       Titrasi asam kuat dengan basa kuat

Gambar 3 . Kurva Titrasi asam kuat dengan basa kuat:

        pH larutan pada titik ekivalen adalah 7

 

b.      Titrasi asam lemah dengan basa kuat

Gambar 4. Kurva Titrasi asam lemah dengan basa kuat:

         pH larutan pada titik ekivalen di atas 7

 

 

c.       Titrasi basa lemah dengan asam kuat

Gambar 5. Kurva Titrasi basa lemah dengan asam kuat:

         pH larutan pada titik ekivalen di bawah 7

 

 

Contoh soal :

1)      Untuk menentukan kadar asam asetat (CH3COOH) dalam larutan cuka makan dilakukan percobaan sebagai berikut:

10 mL cuka kita encerkan dengan air suling sehingga tepat menjadi 100 mL. Sebanyak 20 mL cuka yang baru diencerkan ini, dititer dengan larutan NaOH 0,1M. Jika NaOH yang digunakan ternyata 30 mL, maka tentukanlah kemolaran cuka makan mula-mula! Apabila massa jenis cuka makan itu adalah 1 gr/mL, tentukan % massa asam asetat dalam cuka tersebut! (Mr CH3COOH = 60)

 

Jawab :

Pengenceran :

V1 = 10 mL

V2  = 100 mL

 

Rumus pengenceran :

V1 x M1     = V2 x M2

10 x M1     = 100 x M2

 

Proses titrasi :

Rumus penetralan:

V1 x M1 x n1          = V2 x M2 x n2

Diketahui :

V1 (CH3COOH)    = 20 mL

V2 (NaOH)            = 30 mL

M2                                  = 0,1M

M1                         = ?

 

V1 x M1 x n1          = V2 x M2 x n2

20 x M1 x 1           = 30 x 0,1 x 1

20 x M1                 = 3

M1                         = 0,15 M (setelah pengenceran)

 

Konsentrasi CH3COOH sebelum pengenceran:

V1 x M1                 = V2 x M2

10 x M1                 = 100 x 0,15

M1                         = 1,5 M

     

90              = 10 %

%               = 9 %

 

2)      Tentukan konsentrasi larutan Ca(OH)2 sebanyak 25 mL yang dititrasi dengan 100 mL larutan HCl 0,1M!

 

Jawab :

Valensi HCl          = 1

Valensi Ca(OH)2   = 2

V2 (Ca(OH)2)        = 25 mL

V1 (HCl)                = 100 mL

M1                         = 0,1 M

 

V1 x M1 x n1          = V2 x M2 x n2

100 x 0,1 x 1         = 25 x M2 x 2

10                          = 50 M2

M2                         = 0,2 M

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar