26 Jul 2020

SENYAWA HIDROKARBON



SENYAWA HIDROKARBON


1.      Identifikasi Atom C, H dan O

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui senyawa karbon yang terdapat dalam bahan makanan, seperti karbohidrat, lemak, protein, serta dalam insektisida, obat-obatan dan kosmetik. Untuk mengidentifikasi apakah ada senyawa karbon dalam bahan tersebut, diantaranya dapat kita amati saat membakar sate terlalu lama, maka akan kita amati zat tersebut berubah menjadi hitam. Atau saat kita membakar kayu atau kertas, akan diperoleh hasil pembakaran yang berwarna hitam. Zat berwarna hitam yang diperoleh dari hasil pembakaran tersebut adalah karbon.

 

Senyawa karbon adalah senyawa yang mengandung unsur karbon. Senyawa karbon terbagi dua, yaitu senyawa karbon organik dan senyawa karbon anorganik. Karbohidrat, protein, lemak dan minyak bumi adalah contoh senyawa karbon organik. Sedangkan contoh senyawa karbon anorganik CO2, CaCO3, dan CaC2.

Perbedaan antara senyawa organik dan anorganik adalah sebagai berikut:

Senyawa Organik

Senyawa Anorganik

1.      Berasal dari makhluk hidup

Berasal dari benda mati

2.      Sebagian besar tidak larut dalam air

Sebagian besar larut dalam air

3.      Berikatan kovalen

Ada yang berikatan ion maupun kovalen

4.      Struktur molekul umumnya kompleks

Struktur molekulnya sederhana

5.      Reaksi berjalan lambat

Reaksinya berjalan cepat

6.      Mempunyai isomer

Tidak memiliki isomer

 

2.      Kekhasan Atom Karbon

a.         Atom karbon membentuk empat ikatan kovalen dengan atom lain

6C      :  2  4








b.         Mampu membentuk rantai yang sangat panjang

Atom karbon mampu berikatan dengan atom karbon lain membentuk rantai yang sangat panjang. Rantai karbon dapat berupa rantai lurus atau bercabang.



            Rantai Karbon Lurus

 

 

 

                            

              Rantai Karbon bercabang

 

c.       Dapat membentuk ikatan tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga

Berdasarkan ikatan antar atom C, maka atom C dapat membentuk ikatan tunggal, ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga. Ikatan tunggal disebut ikatan jenuh, sedangkan ikatan rangkap dua dan tiga disebut ikatan tak jenuh

 

d.      Dapat berupa atom karbon primer, sekunder, tersier maupun kuarterner

·           Atom C primer adalah atom C yang mengikat satu atom C lain

        

        


 

 

 

 

·           Atom C sekunder adalah atom C yang mengikat dua atom C lain

 

 

 

 

 ·           Atom C tersier adalah atom C yang mengikat tiga atom C lain

 

 

 

 

  ·           Atom C kuarterner adalah atom C yang mengikat empat atom C lain


3.      Pengelompokan Senyawa Hidrokarbon

 

Jenis-Jenis Senyawa Hidrokarbon


 

  • Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang hanya mengandung unsur karbon dan hydrogen.
  • Senyawa alifatik adalah senyawa hidrokarbon dengan struktur rantai karbon terbuka. Contoh : alkana, alkena dan alkuna.
  • Senyawa alisiklik adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki struktur rantai karbon tertutup. Contoh : siklopropana dan siklobutana

 


                    

siklopropana                            siklobutana

 

  • Senyawa aromatik adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai karbon tertutup dan mengandung dua atau lebih ikatan rangkap yang letaknya berselang-seling. Contoh : benzena dan toluene

 

 

 



 

 

 

 

     

2.      Memberi Nama Senyawa Alkana.

Senyawa alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh (ikatan antar atom C hanya berupa ikatan tunggal). Alkana bersifat kurang reaktif. Pada suhu 250C, alkana rantai lurus berwujud: gas (C1-C4), cair (C5- C17) dan padat (C18 atau lebih).

Rumus umum senyawa alkana: CnH2n+2

C1      à    CH4

C2      à    C2H6

C3      à    C3H8

Tatanama senyawa alkana menurut IUPAC :

1.         Tentukan rantai karbon terpanjang (rantai utama).

2.         Tentukan gugus alkilnya.

Gugus alkil (cabang) adalah alkana yang kehilangan satu atom H-nya.

Alkana

Nama alkana

Gugus alkil

Nama alkil

CH4

Metana

-CH3

Metil

C2H6

Etana

-C2H5

Etil

C3H8

Propana

-C3H7

Propil

C4H10

Butana

-C4H9

Butil

C5H12

Pentana

-C5H11

Pentil

C6H14

Heksana

-C6H13

Heksil

C7H16

Heptana

-C7H15

Heptil

C8H18

Oktana

-C8H17

Oktil

C9H20

Nonana

-C9H19

Nonil

 

3.      Penomoran dimulai dari atom C yang terletak paling dekat ke atom C yang mengikat gugus cabang.

Jika gugus metil dan gugus etil memiliki posisi yang sama dari kedua ujung, penomoran rantai C dilakukan dengan cara memberi nomor lebih kecil untuk atom C yang mengikat gugus alkil dengan atom C lebih banyak.

4.      Jika terdapat lebih dari satu rantai cabang yang sama, rantai cabang tersebut diberi awalan.

2 = di                  5          = penta                        8          = okta

3 = tri                 6          = heksa                        9          = nona

4 = tetra              7          = hepta                        10        = deka

5.      Penulisan urutan alkil berdasarkan abjad.

Jika terdapat gugus metil dan etil, maka yang ditulis lebih dahulu adalah etil kemudian metil.


Selain tatanama menurut IUPAC, ada tata nama yang lain yang sering dipakai yaitu nama trivial atau nama lazim.

Tatanama alkana menurut Trivial :

1.         Untuk rantai karbon lurus dan tidak bercabang, diberi awalan normal atau disingkat n.

 


 n-butana

2.                  Pada ujung rantai karbon terdapat cabang metil sehingga membentuk posisi siku, maka diberi awalan iso-


 

 

       

3.      Gugus alkil diberi nama umum sebagai berikut:


             4.      Untuk struktur berikut, berlaku pemberian awalan neo-


neopentana 

5.      Memberi Nama Senyawa Alkena

Senyawa alkena memiliki ikatan rangkap dua dan merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh.

Rumus umum alkena : CnH2n

C = 2 à C2H4 (etena)

C = 3 à C3H6 (propena)

= 4 à C4H8 (butena)

Tatanama senyawa Alkena :

1.       Rantai karbon terpanjang (rantai utama) harus melalui ikatan rangkap dua.

2.      Penomoran untuk atom C nomor satu dilakukan dengan cara menempatkan ikatan rangkap pada nomor terkecil.

3.         Aturan penomoran lainnya sama seperti pada senyawa alkana

4.         Senyawa alkena diberi nama sesuai dengan jumlah atom C terpanjang dan diberi akhiran –ena.

                

            
        
    

6.      Memberi Nama Senyawa Alkuna

Senyawa alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga.

Rumus umum alkuna: CnH2n-2

C = 2 à C2H2 (Etuna)

C = 3 à C3H4 (Propuna)

= 4 à C4H6 (Butuna)

Tatanama Alkuna:

1.         Senyawa alkuna diberi nama sesuai dengan atom C terpanjang dan diberi akhiran –una.

2.         Penomoran atom C pada alkuna sama seperti pada senyawa alkena

Contoh :

7.      Hubungan Titik Didih Senyawa Alkana dengan Mr dan Strukturnya

Nama

Rumus molekul

Massa molekul relatif (Mr)

Titik leleh (0C)

Titik didih (0C)

Metana

CH4

16

-182,5

-160,0

Etana

C2H6

30

-183,6

- 88,7

Propana

C3H8

44

-187,6

- 42,4

n-butana

C4H10

58

-139,0

- 0,4

Isobutana

C4H10

58

-160,9

-10,2

n-pentana

C5H12

72

-129,9

36,0

Isopentana

C5H12

72

-160,5

27,9

Neopentana

C5H12

72

-16,6

9,6

Heksana

C6H14

86

-94,5

68,8

Heptana

C7H16

100

-90,6

98,4

Oktana

C8H18

114

-56,9

125,6

Nonana

C9H20

128

-53,6

150,7

Dekana

C10H22

142

-29,7

174,0

Undekana

C11H24

156

-25,0

194,5

Dodekana

C12H26

170

-9,7

216,2

Tridekana

C13H28

184

-6,2

234,0

Tetradekana

C14H30

198

5,5

525,5

Pentadekana

C15H32

212

10,0

270,5

Heksadekana

C16H34

226

18,5

287,5

Heptadekana

C17H36

240

22,5

-

Oktadekana

C18H38

254

28,0

317,0

Nonadekana

C19H40

268

32,0

330,0

Eikosana

C20H42

280

36,7

-

Hektana

C100H202

1402

115,1

-

 

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa:

1.     Jika harga Mr semakin besar atau jumlah atom C semakin banyak, harga titik leleh dan titik didih semakin besar.

2.     Senyawa alkana yang memiliki rantai cabang memiliki titik didih dan titik leleh lebih kecil daripada senyawa alkana yang memiliki rantai lurus dan tidak bercabang,  meskipun rumus molekulnya sama.

Suatu zat  yang memiliki titik didih <250C pada suhu 250C dan tekanan 1 atm berwujud gas. Suatu zat yang memiliki titik leleh <250C dan titik didih >250C berwujud cair, sedangkan zat yang memiliki titik leleh >250C berwujud padat.

·           Dari metana – isobutana       : gas

·           Dari n-pentana – heptadekana          : cair

·           Dari oktadekana – hektuna   : padat

 

Rumus molekul dan titik didih Alkena :

        
    
    8.      Isomer Struktur dan Isomer Geometri

Isomer adalah senyawa yang mempunyai rumus molekul yang sama, tetapi rumus strukturnya berbeda. Isomer terbagi dua, yaitu isomer struktur dan isomer geometri.

·           Isomer kerangka : senyawa dengan rumus molekul sama, tetapi kerangka karbon berbeda

·       Isomer posisi : senyawa dengan rumus molekul dan gugus fungsi sama, namun mempunyai posisi gugus fungsi berbeda

·           Isomer fungsi : senyawa dengan rumus molekul sama, namun jenis gugus fungsi berbeda.

·          Isomer geometri : senyawa dengan rumus molekul, gugus fungsi dan posisi gugus fungsi sama, namun bentuk geometri (struktur ruang) berbeda.


1.        Keisomeran Senyawa Alkana

     Pada senyawa alkana hanya terjadi isomer rangka saja. Keisomeran rangka senyawaa alkana dimulai dari senyawa butana.

        Contoh : 

        

 

Rumus Molekul

Jumlah Isomer

Rumus Molekul

Jumlah Isomer

C4H10

2

C13H28

802

C5H12

3

C14H30

1858

C6H14

5

C15H32

4347

C7H16

9

C16H34

10357

C8H18

18

C17H36

24894

C9H20

35

C18H38

60523

C10H22

75

C19H40

148284

C11H24

159

C20H42

366319

C12H26

355

 

 

 

    2.      Keisomeran Senyawa Alkena

            Pada alkena terdapat isomer rangka, isomer posisi dan isomer geometri.

            a.    Isomer Rantai

                  Isomer rantai pada alkena terjadi karena rantai karbon yang berubah, tetapi posisi ikatan                          rangkap tetap.

            

            

       

  9.   Reaksi Senyawa Karbon

1.         Reaksi Oksidasi

Reaksi oksidasi adalah reaksi dengan gas oksigen di atmosfer.

Contoh :


 

2.      Reaksi Substitusi

Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atom atau gugus atom suatu molekul oleh atom atau gugus atom yang lain.

Contoh :


 

3.      Reaksi Adhisi

Reaksi adhisi adalah reaksi penambahan jumlah atom yang diikat oleh atom yang semula berikatan rangkap. Reaksi adhisi terjadi pada senyawa yang mempunyai ikatan rangkap, rangkap tiga maupun ikatan rangkap karbon dengan atom lain seperti C=O atau C=N.

Pada reaksi adhisi, molekul senyawa yang mempunyai ikatan rangkap menerima atom atau gugus atom sehingga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal.

 


4.      Reaksi Eleminasi

Reaksi eliminasi adalah reaksi yang mana senyaawa berikatan tunggal berubah menjadi senyawa berikatan rangkap dengan  melepas molekul kecil.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar