SENYAWA HIDROKARBON
1.
Identifikasi Atom C, H dan O
Dalam kehidupan
sehari-hari sering kita temui senyawa karbon yang terdapat dalam bahan makanan,
seperti karbohidrat, lemak, protein, serta dalam insektisida, obat-obatan dan
kosmetik. Untuk mengidentifikasi apakah ada senyawa karbon dalam bahan
tersebut, diantaranya dapat kita amati saat membakar sate terlalu lama, maka
akan kita amati zat tersebut berubah menjadi hitam. Atau saat kita membakar
kayu atau kertas, akan diperoleh hasil pembakaran yang berwarna hitam. Zat
berwarna hitam yang diperoleh dari hasil pembakaran tersebut adalah karbon.
Senyawa karbon
adalah senyawa yang mengandung unsur karbon. Senyawa karbon terbagi dua, yaitu
senyawa karbon organik dan senyawa karbon anorganik. Karbohidrat, protein,
lemak dan minyak bumi adalah contoh senyawa karbon organik. Sedangkan contoh
senyawa karbon anorganik CO2, CaCO3, dan CaC2.
Perbedaan antara
senyawa organik dan anorganik adalah sebagai berikut:
Senyawa
Organik |
Senyawa
Anorganik |
1.
Berasal dari makhluk hidup |
Berasal dari benda mati |
2.
Sebagian besar tidak larut
dalam air |
Sebagian besar larut dalam air |
3.
Berikatan kovalen |
Ada yang berikatan
ion maupun kovalen |
4.
Struktur molekul umumnya
kompleks |
Struktur
molekulnya sederhana |
5.
Reaksi berjalan lambat |
Reaksinya berjalan
cepat |
6.
Mempunyai isomer |
Tidak memiliki
isomer |
2.
Kekhasan Atom Karbon
a.
Atom karbon membentuk empat
ikatan kovalen dengan atom lain
6C :
2 4
b.
Mampu membentuk rantai yang
sangat panjang
Atom karbon mampu
berikatan dengan atom karbon lain membentuk rantai yang sangat panjang. Rantai
karbon dapat berupa rantai lurus atau bercabang.
Rantai Karbon Lurus |
Rantai Karbon bercabang
c.
Dapat membentuk ikatan tunggal,
rangkap dua dan rangkap tiga
Berdasarkan ikatan
antar atom C, maka atom C dapat membentuk ikatan tunggal, ikatan rangkap dua
dan ikatan rangkap tiga. Ikatan tunggal disebut ikatan jenuh, sedangkan ikatan
rangkap dua dan tiga disebut ikatan tak jenuh
d.
Dapat berupa atom karbon
primer, sekunder, tersier maupun kuarterner
·
Atom C primer adalah atom C
yang mengikat satu atom C lain
|
|
· Atom C sekunder adalah atom C yang mengikat dua atom C lain
3.
Pengelompokan Senyawa Hidrokarbon
Jenis-Jenis Senyawa Hidrokarbon
- Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang hanya mengandung unsur karbon dan hydrogen.
- Senyawa alifatik adalah senyawa hidrokarbon dengan struktur rantai karbon terbuka. Contoh : alkana, alkena dan alkuna.
- Senyawa alisiklik adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki struktur rantai karbon tertutup. Contoh : siklopropana dan siklobutana
siklopropana
siklobutana
- Senyawa aromatik adalah senyawa
hidrokarbon yang memiliki rantai karbon tertutup dan mengandung dua atau lebih
ikatan rangkap yang letaknya berselang-seling. Contoh : benzena dan toluene
2.
Memberi Nama Senyawa Alkana.
Senyawa alkana
merupakan senyawa hidrokarbon jenuh (ikatan antar atom C hanya berupa ikatan
tunggal). Alkana bersifat kurang reaktif. Pada suhu 250C, alkana
rantai lurus berwujud: gas (C1-C4), cair (C5-
C17) dan padat (C18 atau lebih).
Rumus umum senyawa
alkana: CnH2n+2
C1 Ã CH4
C2 Ã C2H6
C3 Ã C3H8
Tatanama senyawa
alkana menurut IUPAC :
1.
Tentukan rantai karbon
terpanjang (rantai utama).
2.
Tentukan gugus alkilnya.
Gugus alkil (cabang)
adalah alkana yang kehilangan satu atom H-nya.
Alkana |
Nama alkana |
Gugus alkil |
Nama alkil |
CH4 |
Metana |
-CH3 |
Metil |
C2H6 |
Etana |
-C2H5 |
Etil |
C3H8 |
Propana |
-C3H7 |
Propil |
C4H10 |
Butana |
-C4H9 |
Butil |
C5H12 |
Pentana |
-C5H11 |
Pentil |
C6H14 |
Heksana |
-C6H13 |
Heksil |
C7H16 |
Heptana |
-C7H15 |
Heptil |
C8H18 |
Oktana |
-C8H17 |
Oktil |
C9H20 |
Nonana |
-C9H19 |
Nonil |
3.
Penomoran dimulai dari atom C
yang terletak paling dekat ke atom C yang mengikat gugus cabang.
Jika gugus metil dan
gugus etil memiliki posisi yang sama dari kedua ujung, penomoran rantai C
dilakukan dengan cara memberi nomor lebih kecil untuk atom C yang mengikat
gugus alkil dengan atom C lebih banyak.
4.
Jika terdapat lebih dari satu
rantai cabang yang sama, rantai cabang tersebut diberi awalan.
2 = di 5 = penta 8 =
okta
3 = tri 6 = heksa 9 = nona
4 = tetra 7 = hepta 10 =
deka
5.
Penulisan urutan alkil
berdasarkan abjad.
Jika terdapat gugus
metil dan etil, maka yang ditulis lebih dahulu adalah etil kemudian metil.
Selain tatanama menurut IUPAC, ada tata nama yang lain
yang sering dipakai yaitu nama trivial atau nama lazim.
Tatanama alkana menurut Trivial :
1.
Untuk rantai karbon lurus dan
tidak bercabang, diberi awalan normal atau disingkat n.
n-butana
2. Pada ujung rantai
karbon terdapat cabang metil sehingga membentuk posisi siku, maka diberi awalan
iso-
3.
Gugus alkil diberi nama umum
sebagai berikut:
4. Untuk struktur berikut, berlaku pemberian awalan neo-
neopentana
5.
Memberi Nama Senyawa Alkena
Senyawa alkena memiliki ikatan rangkap dua dan merupakan
senyawa hidrokarbon tak jenuh.
Rumus umum alkena : CnH2n
C = 2
à C2H4 (etena)
C = 3
à C3H6
(propena)
C = 4 Ã C4H8
(butena)
Tatanama senyawa Alkena :
1. Rantai karbon terpanjang
(rantai utama) harus melalui ikatan rangkap dua.
2. Penomoran untuk atom C nomor
satu dilakukan dengan cara menempatkan ikatan rangkap pada nomor terkecil.
3.
Aturan penomoran lainnya sama
seperti pada senyawa alkana
4.
Senyawa alkena diberi nama
sesuai dengan jumlah atom C terpanjang dan diberi akhiran –ena.
6.
Memberi Nama Senyawa Alkuna
Senyawa alkuna merupakan
senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga.
Rumus umum alkuna: CnH2n-2
C = 2 Ã C2H2 (Etuna)
C = 3 Ã C3H4 (Propuna)
C = 4 Ã C4H6 (Butuna)
Tatanama Alkuna:
1.
Senyawa alkuna diberi nama
sesuai dengan atom C terpanjang dan diberi akhiran –una.
2.
Penomoran atom C pada alkuna
sama seperti pada senyawa alkena
Contoh :
7.
Hubungan Titik Didih Senyawa Alkana dengan Mr dan Strukturnya
Nama |
Rumus
molekul |
Massa
molekul relatif (Mr) |
Titik
leleh (0C) |
Titik
didih (0C) |
Metana |
CH4 |
16 |
-182,5 |
-160,0 |
Etana |
C2H6 |
30 |
-183,6 |
-
88,7 |
Propana |
C3H8 |
44 |
-187,6 |
-
42,4 |
n-butana |
C4H10 |
58 |
-139,0 |
-
0,4 |
Isobutana |
C4H10 |
58 |
-160,9 |
-10,2 |
n-pentana |
C5H12 |
72 |
-129,9 |
36,0 |
Isopentana |
C5H12 |
72 |
-160,5 |
27,9 |
Neopentana |
C5H12 |
72 |
-16,6 |
9,6 |
Heksana |
C6H14 |
86 |
-94,5 |
68,8 |
Heptana |
C7H16 |
100 |
-90,6 |
98,4 |
Oktana |
C8H18 |
114 |
-56,9 |
125,6 |
Nonana |
C9H20 |
128 |
-53,6 |
150,7 |
Dekana |
C10H22 |
142 |
-29,7 |
174,0 |
Undekana |
C11H24 |
156 |
-25,0 |
194,5 |
Dodekana |
C12H26 |
170 |
-9,7 |
216,2 |
Tridekana |
C13H28 |
184 |
-6,2 |
234,0 |
Tetradekana |
C14H30 |
198 |
5,5 |
525,5 |
Pentadekana |
C15H32 |
212 |
10,0 |
270,5 |
Heksadekana |
C16H34 |
226 |
18,5 |
287,5 |
Heptadekana |
C17H36 |
240 |
22,5 |
- |
Oktadekana |
C18H38 |
254 |
28,0 |
317,0 |
Nonadekana |
C19H40 |
268 |
32,0 |
330,0 |
Eikosana |
C20H42 |
280 |
36,7 |
- |
Hektana |
C100H202 |
1402 |
115,1 |
- |
Berdasarkan tabel dapat diketahui
bahwa:
1. Jika harga Mr semakin besar
atau jumlah atom C semakin banyak, harga titik leleh dan titik didih semakin
besar.
2. Senyawa alkana yang memiliki
rantai cabang memiliki titik didih dan titik leleh lebih kecil daripada senyawa
alkana yang memiliki rantai lurus dan tidak bercabang, meskipun rumus molekulnya sama.
Suatu zat yang
memiliki titik didih <250C pada suhu 250C dan tekanan
1 atm berwujud gas. Suatu zat yang memiliki titik leleh <250C dan
titik didih >250C berwujud cair, sedangkan zat yang memiliki
titik leleh >250C berwujud padat.
·
Dari metana – isobutana : gas
·
Dari n-pentana – heptadekana : cair
·
Dari oktadekana – hektuna : padat
Rumus molekul dan titik didih Alkena
:
Isomer adalah senyawa
yang mempunyai rumus molekul yang sama, tetapi rumus strukturnya berbeda.
Isomer terbagi dua, yaitu isomer struktur dan isomer geometri.
·
Isomer kerangka : senyawa
dengan rumus molekul sama, tetapi kerangka karbon berbeda
· Isomer posisi : senyawa dengan
rumus molekul dan gugus fungsi sama, namun mempunyai posisi gugus fungsi
berbeda
·
Isomer fungsi : senyawa dengan
rumus molekul sama, namun jenis gugus fungsi berbeda.
· Isomer geometri : senyawa dengan rumus molekul, gugus fungsi dan posisi gugus fungsi sama, namun bentuk geometri (struktur ruang) berbeda.
1. Keisomeran Senyawa Alkana
Pada senyawa alkana hanya terjadi isomer rangka saja. Keisomeran rangka senyawaa alkana dimulai dari senyawa butana.
Contoh :
Rumus
Molekul |
Jumlah
Isomer |
Rumus
Molekul |
Jumlah Isomer |
C4H10 |
2 |
C13H28 |
802 |
C5H12 |
3 |
C14H30 |
1858 |
C6H14 |
5 |
C15H32 |
4347 |
C7H16 |
9 |
C16H34 |
10357 |
C8H18 |
18 |
C17H36 |
24894 |
C9H20 |
35 |
C18H38 |
60523 |
C10H22 |
75 |
C19H40 |
148284 |
C11H24 |
159 |
C20H42 |
366319 |
C12H26 |
355 |
|
|
2. Keisomeran Senyawa Alkena
Pada alkena terdapat isomer rangka, isomer posisi dan isomer geometri.
a. Isomer Rantai
Isomer rantai pada alkena terjadi karena rantai karbon yang berubah, tetapi posisi ikatan rangkap tetap.
9. Reaksi Senyawa Karbon
1.
Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi adalah
reaksi dengan gas oksigen di atmosfer.
Contoh :
2.
Reaksi Substitusi
Reaksi substitusi adalah
reaksi penggantian atom atau gugus atom suatu molekul oleh atom atau gugus atom
yang lain.
Contoh :
3.
Reaksi Adhisi
Reaksi adhisi adalah
reaksi penambahan jumlah atom yang diikat oleh atom yang semula berikatan
rangkap. Reaksi adhisi terjadi pada senyawa yang mempunyai ikatan rangkap,
rangkap tiga maupun ikatan rangkap karbon dengan atom lain seperti C=O atau C=N.
Pada reaksi adhisi,
molekul senyawa yang mempunyai ikatan rangkap menerima atom atau gugus atom
sehingga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal.
4.
Reaksi Eleminasi
Reaksi eliminasi adalah
reaksi yang mana senyaawa berikatan tunggal berubah menjadi senyawa berikatan
rangkap dengan melepas molekul kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar