SISTEM PERIODIK UNSUR
1.
Perkembangan
Sistem Periodik Unsur
Sistem
periodik unsur adalah pengelompokan unsur-unsur kimia berdasarkan kemiripan
sifat. Tujuan pengelompokkan unsur adalah untuk memudahkan penentuan sifat setiap unsur dalam
membentuk suatu senyawa.
Dobereiner membagi unsur-unsur yang sifatnya mirip
dalam kelompok yang disebut triade, dimana tiap-tiap kelompok terdapat 3 buah
unsur yang sifatnya mirip.
“massa atom unsur kedua merupakan harga rata-rata
dari massa atom unsur pertama dan ketiga”.
Contoh
sistem periodik Triade Dobereiner adalah sebagai berikut:
Massa atom Li = 6,939
Massa atom K = 39,09
Massa atom Na = massa
atom Li + K/ 2
= 6,939 + 39,09 / 2
= 23,018
Kelemahan :
Bahwa kelompok unsur yang mirip bukan hanya tiga,
melainkan cukup banyak
b. Sistem Periodik Oktaf Newlands (1863)
Newlands mengelompokkan berdasar kan kenaikan massa
atom relatif.
Newlands menyatakan:
“Jika unsur-unsur disusun berdasarkan urutan kenaikan massa
atomnya, maka sifat-sifat unsur tersebut akan terulang pada tiap unsur ke
delapan”
Artinya:
Unsur pertama mirip dengan unsur ke delapan
Unsur kedua mirip dengan unsur ke sembilan
Unsur ketiga mirip dengan unsur ke sepuluh, dst.
Kelemahan:
•
Hanya cocok untuk unsur
dengan massa atom kecil, dan tidak cocok untuk unsur dengan massa atom besar
• Ada
unsur-unsur yang saling berimpit
c. Sistem Periodik Mendeleev
(1869)
Mendeleev mengelompokkan
unsur berdasarkan:
1. Kenaikan massa atom
relatif untuk lajur horizontal
2. Kemiripan sifat fisik dan
kimia untuk lajur vertikal
Kelemahan dan kekurangan:
q Lebih mengutamakan sifat
unsur daripada kenaikan massa atom sehingga I (Ar= 127) diletakkan setelah Te
(Ar = 128)
q Mampu meramalkan sifat
sifat unsur yang belum ditemukan sehingga tabel periodik susunannya terdapat beberapa tempat kosong
q Mendeleev mengoreksi beberapa
harga massa atom seperti uranium (dari
120 menjadi 240), dan indium (dari 76 menjadi 113)
q Unsur gas mulia yang
ditemukan kemudian dapat diletakkan dalam tabel susunan mendeleev tanpa
mengubah susunan yang sudah ada.
d. Sistem Periodik Modern/
Sistem Periodik Panjang (1914)
q Hendry Moseley menyusun
SPU berdasarkan sifat fisik dan kimia yang
diurutkan sesuai dengan kenaikan nomor atom.
q Unsur-unsur dalam SPU
modern dikelompokkan dalam golongan dan periode
Golongan disusun berdasarkan jumlah elektron valensi (elektron pada kulit paling
luar). Sifat unsur dalam satu golongan adalah mirip dan ditempatkan pada arah
vertikal. Golongan dibagi atas dua
:
1.
Golongan Utama (golongan A)
2.
Golongan Transisi (golongan B)
Penamaan khusus untuk
golongan utama:
a. Golongan IA (alkali)
b. Golongan IIA (alkali
tanah)
c. Golongan IIIA (boron
aluminium)
d. Golongan IVA (karbon
silikon)
e. Golongan VA (nitrogen
fosfor)
f. Golongan VIA (oksigen
belerang)
g. Golongan VIIA (halogen)
h. Golongan VIIIA (gas
mulia)
Periode
disusun dalam arah horizontal, menunjukkan kelompok unsur-unsur yang mempunyai
jumlah kulit sama.
Terdapat
7 periode, yaitu:
q Periode
1 (periode sangat pendek): 2 unsur
q Periode
2 (periode pendek) : 8 unsur
q Periode
3 (periode pendek) : 8 unsur
q Periode
4 (periode panjang) : 18 unsur
q Periode
5 (periode panjang) : 18 unsur
q Periode
6 (periode sangat panjang) : 32 unsur
q Periode
7 (periode belum lengkap)
Gambar Sistem
Periodik Modern:
2. Menentukan
Letak Unsur dalam Sistem Periodik
a.
Menentukan
Golongan dan Periode berdasarkan konfigurasi elektron sederhana
Contoh :
1.
Tentukan golongan dan
periode dari unsur
Jawab
: Konfigurasi elektron :
Kulit
L = 8
kulit
M = 1
Golongan : IA
Periode
: 3
2.
Tentukan golongan dan periode dari unsur
Jawab : Konfigurasi elektron :
Kulit
L = 8
Kulit
M = 8
Kulit N = 2
Golongan : IIA
Periode : 4
Jadi, unsur Ca dalam sistem periodik terletak pada
golongan IIA dan periode 4
b.
Menentukan
Golongan dan Periode Berdasarkan konfigurasi per subkulit (orbital)
Golongan = Jumlah Elektron Valensi
Periode = Kulit Terbesar
1. Blok
s
Apabila
konfigurasi elektron terakhir terletak pada orbital s
Contoh:
11
Na : 1s2 2s2 2p6 3s1 Ã
Golongan IA, periode 3
20
Ca : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
4s2 Ã
Golongan IIA, periode 4
2. Blok
p
Apabila
konfigurasi elektron terakhir terletak pada orbital s dan p
Contoh:
13
AI : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1 Ã Golongan
IIIA, Periode 3
15
P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3 Ã Golongan
VA, Periode 3
3. Blok
d
Apabila
konfigurasi elektron terakhir terletak pada orbital s dan d
Contoh:
23
V : 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6 4s2 3d3 Ã
Golongan VB, periode 4
ns2
(n-1)d3
Khusus
untuk konfigurasi elektron golongan
VIIIB:
4. Blok
f
Apabila
konfigurasi elektron terakhir terletak pada orbital s dan f
Jika harga n terbesar = 6 Ã Golongan Lantanida
Jika harga n terbesar = 7 Ã Golongan Aktinida.
Contoh:
63
Eu : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
6s2 4f 7 Ã Gologan
Lantanida, Periode 6
3. Sifat Keperiodikan Unsur
1.
Sifat Logam dan Non Logam
Berdasarkan
sifatnya, unsur-unsur dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu unsur logam dan
non logam. Unsur
logam cenderung melepaskan elektron dan membentuk ion positif, sedangkan unsur
non logam cenderung menerima elektron membentuk ion negatif.
Perbedaan Unsur Logam & Non Logam adalah
sebagai berikut:
Sebaran Unsur Logam, Non logam dan Metaloid dalam
Sistem periodik dijelaskan dalam gambar berikut:
Sifat logam dalam sistem periodik :
-
Dalam satu
golongan dari atas ke bawah : sifat logam bertambah
-
Dalam satu
periode dari kiri ke kanan : sifat logam berkurang
2.
Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah : Jarak dari inti atom ke
kulit paling luar.
-
Dalam satu golongan dari atas ke bawah:
jari-jari atom semakin besar, karena
jumlah kulit bertambah
-
Dalam satu periode dari kiri ke kanan:
jari-jari atom semakin kecil, karena
jumlah kulit tetap, sedangkan elektron bertambah.
Satuan
jari-jari atom adalah amstrong (Ao)
1
Ao = 10-8 cm
3. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan
adalah: kecendrungan/kemampuan
suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain.
- Dalam
satu golongan dari
atas ke bawah: keelektronegatifan berkurang, karena jumlah kulit semakin
bertambah sehingga semakin sulit menarik elektron.
-
Dalam satu periode dari kiri ke kanan:
keelektronegatifan semakin besar, karena jumlah kulit tetap sedangkan jari-jari
atom semakin kecil sehingga semakin kuat menarik elektron.
4. Energi Ionisasi
Energi
ionisasi adalah :energi yang diperlukan atom netral dalam bentuk gas untuk
melepaskan satu elektron membentuk ion bermuatan +1.
Apabila
atom tersebut akan melepaskan elektron yang kedua, maka diperlukan energi yang
jauh lebih besar.
-
Dalam satu golongan dari atas ke bawah:
energi ionisasi semakin kecil, karena kulit bertambah sehingga jarak elektron
terluar dari inti semakin jauh dan energi yang diperlukan semakin kacil.
-
Dalam satu periode dari kiri ke kanan :
energi ionisasi semakin besar, karena jumlah kulit tetap sedangkan jumlah
elektron bertambah sehingga jarak dari inti semakin dekat ke kulit paling luar.
Akibatnya, energi yang diperlukan semakin besar untuk melepaskan elektron.
5. Afinitas Elektron
Afinitas
Elektron adalah: energi yang dibebaskan atau diserap oleh atom netral dalam
bentuk gas apabila menerima sebuah elektron untuk membentuk ion negatif.
-
Dalam satu golongan dari atas ke bawah:
makin berkurang. karena jari-jari atom makin besar, dan gaya tarik inti terhadap elektron yang
ditangkap makin lemah. Akibatnya afinitas elektron berkurang.
-
Dalam satu periode dari kiri ke kanan : cenderung bertambah.
Karena jumlah kulit tetap menyebabkan gaya tarik inti terhadap elektron yang ditangkap makin kuat.
Akibatnya afinitas elektron cenderung bertambah.
4.
Bentuk Orbital Atom
Niels Bohr menyatakan
bahwa bentuk lintasan elektron mengelilingi atom adalah
lingkaran, seperti planet dalam
tatasurya mengelilingi matahari. Sedangkan
Arnold Sommerfeld menyatakan bahwa
ada bentuk
ellips dari lintasan elektron.
5. Menentukan
Bilangan Kuantum
Bilangan
kuantum adalah: bilangan yang menyatakan letak/ posisi elektron yang paling
besar kemungkinannya di dalam atom
a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama sesuai dengan kulit-kulit
elektron dalam suatu atom
Kulit K Ã n = 1
Kulit L Ã
n = 2
Kulit M Ã
n = 3
Kulit N Ã n = 4
Dengan
demikian bilangan kuantum utama menunjukkan besarnya lintasan elektron.
b. Bilangan Kuantum Azimut (l)
Menunjukkan di subkulit mana
elektron bergerak
Orbital s (sharp) Ã subkulit, l = 0
Orbital p (principle) Ã subkulit, l = 1
Orbital d (diffuse) Ã subkulit , l = 2
Orbital f (fundamental) Ã subkulit, l = 3
c. Bilangan Kuantum Magnetik (m)
Menunjukkan adanya satu atau
beberapa tingkat energi setingkat yang merupakan penyusun suatu subkulit.
1. Orbital s, harga m = 0
Berarti mempunyai 1 tingkat
energi orbit
2. Orbital p, harga m = –1, 0,
+1
Berarti mempunyai 3 tingkat
energi orbital
3. Orbital d, harga
m = –2, –1, 0, +1, +2
Berarti mempunyai 5 tingkat
energi orbital
4. Orbital f, harga m = –3, –2,
–1, 0, +1, +2, +3
Berarti mempunyai 7 tingkat
energi orbital
d. Bilangan Kuantum Spin (s)
Memberikan gambaran tentang
arah rotasi elektron dalam orbital
+1/2 Ã Berputar searah jarum jam
- 1/2 Ã Berputar berlawanan jarum jam
Contoh Soal:
1. Tuliskan ke empat bilangan kuantum
elektron terakhir dari 16 S !
Jawab :
16 S : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
n = 3
l = 1
m = +1
s = -1/2
2. Tuliskan ke empat bilangan kuantum
elektron terakhir dari 37 Rb!
Jawab :
37 Rb: 1s2
2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10
4p6 4s1
n = 4
l = 0
m = 0
s = +1/2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar