22 Apr 2024

KESEPAKATAN KELAS

 

Apa itu Kesepakatan Kelas

Kesepakatan kelas adalah pernyataan tujuan bersama dan standar perilaku antara siswa dan guru dalam lingkungan kelas. Kesepakatan ini menetapkan harapan untuk semua orang di kelas dan mendorong rasa saling menghormati, kerja sama, dan keamanan.

Dalam pembuatannya harus menyertakan daftar konsekuensi jika melanggar perjanjian, sehingga setiap orang yang terlibat tahu apa yang akan terjadi jika mereka menyimpang dari aturan.

Kunci untuk membuat perjanjian kelas yang sukses adalah kolaborasi antara guru dan siswa-yang berarti melakukan percakapan terbuka tentang semua aspek, mulai dari harapan, peraturan dan konsekuensi hingga nilai-nilai seperti rasa hormat, kerja sama, keamanan, dan komunikasi yang baik. 

Dengan bekerja sama dalam hal ini, setiap orang akan merasa memiliki dan dapat membantu menumbuhkan lingkungan di mana setiap orang merasa didengar dan dihormati. (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Manfaat Memiliki Perjanjian Kelas

Perjanjian Kelas bermanfaat bagi guru dan siswa karena menetapkan standar perilaku kelas yang diharapkan. Selain itu, ketika kedua belah pihak memahami dan menyetujui parameter perilaku dan harapan, maka akan tercipta dasar yang kuat untuk pembelajaran yang efektif.

Berikut adalah beberapa manfaat dari adanya Perjanjian Kelas:

  • Membantu menciptakan suasana saling menghormati di dalam kelas.
  • Menetapkan ekspektasi komunikasi yang jelas antara guru dan siswa.
  • Mendorong hubungan yang positif antara guru dan siswa.
  • Membantu mencegah kebingungan dan kesalahpahaman dengan menguraikan aturan dan harapan yang diikuti oleh semua orang.
  • Hal ini dapat mengurangi tingkat stres di dalam kelas sehingga siswa merasa lebih rileks saat belajar.

Tujuan Kesepakatan Kelas

Kesepakatan kelas penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan produktif. Perjanjian ini memberikan panduan bagi guru dan siswa tentang perilaku yang dapat diterima, berfungsi sebagai pengingat akan harapan, dan membantu memastikan rasa hormat satu sama lain.

Tujuan dari perjanjian kelas adalah untuk:

  • Menciptakan saling pengertian antara guru dan siswa
  • Mendorong dialog terbuka antara guru dan siswa
  • Membantu menetapkan harapan yang jelas
  • Menumbuhkan lingkungan belajar yang aman dan saling menghormati
  • Mendorong rasa tanggung jawab di dalam kelas
  • Memastikan setiap orang bertanggung jawab atas tindakan mereka
  • Memperjelas apa yang sesuai dalam situasi tertentu.

Membuat kesepakatan kelas memberikan kerangka kerja kolaboratif untuk diikuti oleh guru dan siswa yang memfasilitasi rasa hormat, komunikasi yang efektif, keamanan, dan kesuksesan secara keseluruhan.

Peran Kesepakatan Kelas dalam Pembelajaran

Memiliki perjanjian kelas yang jelas dapat membuat perbedaan besar dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Perjanjian kelas yang baik adalah perjanjian yang saling menguntungkan antara guru dan siswa, yang menguraikan ekspektasi perilaku yang sesuai, aturan kelas, dan konsekuensi.

Tujuan dari membuat perjanjian kelas adalah untuk memastikan bahwa siswa merasa aman, dihormati, dan termotivasi untuk belajar di lingkungan yang mendorong kolaborasi dan rasa hormat untuk semua. Perjanjian tersebut juga harus memberikan panduan tentang bagaimana siswa dapat berkontribusi secara produktif dan mengambil alih proses pembelajaran mereka sendiri.

Ekspektasi kelas yang didefinisikan dengan jelas akan membantu mengatur suasana keterlibatan dan pencapaian siswa. Perjanjian kelas yang efektif akan menguraikan peran yang harus dimainkan oleh semua anggota kelas agar semua orang mendapatkan manfaat dari pengalaman belajar-mengajar. Sebagai contoh, perjanjian tersebut harus mencakup ekspektasi tentang:

  • menghadiri kelas tepat waktu
  • mendengarkan secara aktif
  • berkolaborasi dengan teman sebaya dalam proyek
  • menghormati guru dan teman sebaya
  • partisipasi dalam diskusi
  • menyelesaikan tugas tepat waktu
  • mengikuti instruksi
  • menyelesaikan konflik tanpa kekerasan atau agresi verbal

Dengan menetapkan ekspektasi ini di awal perkuliahan atau semester, hal ini akan menumbuhkan suasana di mana setiap orang dapat bekerja sama secara produktif.

Contoh Kesepakatan Kelas SMA

Perjanjian kelas adalah komponen penting dari setiap lingkungan belajar yang sukses, namun seringkali diabaikan. Untuk memastikan bahwa siswa Anda memiliki pengalaman belajar yang nyaman dan produktif, penting untuk memiliki perjanjian kelas yang jelas.

Berikut adalah contoh perjanjian kelas sekolah menengah yang dapat Anda gunakan sebagai titik awal:

  1. Menghormati
    Semua siswa diharapkan untuk menghormati satu sama lain, guru, dan semua materi kelas.
  1. Komunikasi
    Nada yang sopan dan santun harus dipertahankan selama semua percakapan dan debat di kelas.
  1. Kehadiran
    Siswa harus datang tepat waktu dan tepat waktu untuk setiap sesi kelas.
  1. Partisipasi
    Siswa diharapkan untuk berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan kelas, diskusi, dan tugas.
  1. Tenggat Waktu Penugasan
    Semua tugas harus diselesaikan pada tenggat waktu yang ditentukan atau diatur sebelumnya dengan guru jika ada pengecualian.
  1. Kerahasiaan
    Kerahasiaan harus dijaga ketika mendiskusikan informasi apa pun yang dibagikan di kelas atau bekerja dengan teman sebaya dalam tugas atau proyek tim apa pun.
  1. Penggunaan Ponsel
    Penggunaan ponsel dilarang selama sesi kelas kecuali jika ada izin sebelumnya dari guru untuk tujuan pendidikan.
  1. Kebijakan Penggunaan Teknologi
    Semua teknologi yang dibawa ke dalam kelas harus mengikuti kebijakan penggunaan teknologi sekolah dan harus mematuhi pedoman yang diberikan oleh guru untuk digunakan di kelas jika ada.
  1. Jujur
    Siswa harus berani mengakui kesalahan, tidak mengambil barang milik teman, dan mengatakan kejadian sebenarnya tanpa ada yang ditutup-tutupi.
  1. Saling Menghargai Sesama Teman
    Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik, pastikan siswa tidak bertengkar dengan temannya, tidak boleh melemparkan lelucon yang berlebihan atau mengarah ke perundungan, dapat berteman dengan baik.

    Membuat perjanjian kelas yang terperinci adalah cara yang efektif untuk memberikan ekspektasi yang konsisten bagi semua orang yang terlibat untuk memastikan bahwa setiap orang dapat memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan di lingkungan yang aman!

Cara Membuat Kesepakatan Kelas

Menciptakan kesepakatan kelas yang efektif membutuhkan komunikasi yang jelas antara guru, siswa, dan orang tua. 

Perjanjian kelas yang baik tidak hanya membantu menciptakan lingkungan belajar yang saling menghormati, tetapi juga memastikan bahwa harapan semua pihak jelas.

Berikut adalah beberapa langkah untuk membuat perjanjian kelas yang sukses:

  1. Diskusikan tujuan pembuatan perjanjian kelas dengan para siswa: Jelaskan mengapa memiliki kesepakatan dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif.
  2. Mintalah umpan balik dari siswa: Ajukan pertanyaan seperti “Apa saja yang menurut Anda harus dimasukkan dalam kesepakatan kelas kita?” untuk mengajak siswa berpikir tentang apa yang mereka yakini penting.
  3. Dorong partisipasi aktif: Beri tahu setiap siswa bahwa pendapat mereka penting dan masukan mereka dihargai.
  4. Buatlah dokumen bersama-sama: Setelah masukan dari siswa diterima, guru harus menggunakannya untuk membuat draf kesepakatan kelas dan memeriksanya bersama seluruh kelas sebelum menyelesaikannya. Doronglah kerja sama yang saling menguntungkan dengan meminta semua orang meninjau dan menandatangani dokumen tersebut sebelum diberlakukan di kelas.
  5. Memperjelas ekspektasi: Pastikan ekspektasi perilaku, keterlibatan, dan komunikasi dinyatakan dengan jelas dalam perjanjian untuk menghindari kebingungan atau kesalahpahaman di antara siswa dan guru.
  6. Tempelkan dan tinjau secara teratur: Tempelkan perjanjian kelas di tempat yang mudah dilihat oleh semua anggota kelas, serta orang tua siswa, sehingga semua orang dapat merujuknya saat dibutuhkan atau mendiskusikannya selama konferensi orang tua dan guru jika perlu. Tinjau dokumen Anda secara berkala untuk menjaga agar ekspektasi tetap mutakhir atau melakukan perubahan ketika diinginkan oleh guru dan siswa.

Kesepakatan Kelas Merdeka Belajar

Perjanjian kelas yang efektif harus mencakup beberapa tingkat kebebasan dan fleksibilitas, sehingga siswa dapat mengambil alih pembelajaran mereka dan membuatnya lebih bermakna. Perjanjian Kelas Kebebasan Belajar memungkinkan adanya otonomi pribadi sambil tetap memupuk kolaborasi dan rasa hormat.

Jenis perjanjian ini dapat mencakup beberapa komponen, seperti:

  • Definisi yang jelas tentang tanggung jawab individu
  • Aturan dan parameter untuk diskusi kelas
  • Sarana komunikasi antara guru dan siswa
  • Strategi untuk menangani konflik atau ketidaksepakatan
  • Ekspektasi untuk partisipasi selama kegiatan

Dengan adanya kesepakatan yang mengakui otonomi siswa atas pembelajaran mereka, ruang kelas akan menjadi lebih kondusif untuk eksplorasi kreatif dan pemikiran kritis. 

Perjanjian semacam ini juga mendorong kesopanan di antara para siswa, yang dapat menghasilkan hubungan yang lebih dalam di dalam kelas.

Kesepakatan Kelas Guru Penggerak

Menggunakan Perjanjian Kelas untuk menguraikan ekspektasi akan membantu memastikan bahwa baik guru maupun siswa memahami batasan-batasan di dalam kelas. Berikut ini adalah cara membuat kesepakatan kelas guru penggerak:

  1. Membuat kesepakatan kelas bersama peserta didik
  2. Mensosialisasikan kesepakatan kelas kepada kepala sekolah dan wali peserta didik
  3. Menyusun jadwal
  4. Guru dan murid melaksanakan kesepakatan
  5. Evaluasi

Membuat kesepakatan kelas adalah cara yang bagus untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif bagi siswa. Tidak hanya memberikan struktur untuk perilaku di kelas, tetapi juga membantu membina hubungan positif antara siswa, guru, dan orang tua. 

Hal ini juga mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri dan membangun rasa saling menghormati di antara semua anggota kelas.

Sumber: 

https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/kesepakatan-kelas/

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)

Karakteristik PBL :

1. Bersifat students-centered atau berpusat pada siswa.

2. Dapat diselesaikan dalam waktu yang pendek (singkat) atau tidak terlalu lama.

3. kegiatan dimulai dengan sajian masalah yang harus dipecahkan atau dipelajari lebih lanjut oleh siswa. Masalah yang disajikan seringkali dibingkai dalam skenario atau format studi kasus. Masalah biasanya akan dirancang dengan meniru kompleksitas permasalahan di kehidupan nyata. Tugas belajar yang dilakukan siswa pun sangat bervariasi dalam cakupan, waktu dan kecanggihan. (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

4. Hasil akhirnya adalah solusi dari masalah yang diberikan dan tidak harus dalam bentuk produk khusus. Bisa saja hasil akhirnya berupa tulisan atau presentasi.

Langkah-Langkah Penerapan Problem Based Learning

1. langkah pertama adalah menyampaikan pada siswa tentang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian, guru menyajikan sebuah masalah yang harus dipecahkan siswa. Masalah ini berguna untuk meningkatkan rasa ingin tahu, kemampuan analisis, juga inisiatif. Setiap siswa harus memahami berbagai istilah serta konsep yang ada dalam masalah. Guru memiliki peran penting sebagai pemberi motivasi agar setiap siswa terlibat langsung dalam pemecahan masalah. Contoh Problem based learning misalnya guru menunjukkan sebuah foto atau video tentang sampah yang menumpuk di pinggir  jalan.

2. langkah kedua yaitu pengorganisasian siswa. Setiap siswa dalam kelompoknya akan menyampaikan informasi yang sudah dimiliki tentang masalah yang ada. Kemudian, mereka akan berdiskusi untuk membahas informasi faktual, dan juga informasi yang dimiliki setiap siswa. Pada tahap ini kegiatan brainstorming dilakukan. Guru berperan membantu siswa untuk mengorganisasikan tugas belajar yang relevan dengan masalah yang disajikan.

Dari langkah pertama, Guru meminta siswa memberikan pendapatnya tentang gambar  atau video yang diberikan. Dan dibimbing untuk dapat mengidentifikasi masalah yang ditimbulkan dari gambar tersebut yang harus ditemukan penyelesaiannya.

3. Selanjutnya, Guru melakukan kegiatan pembimbingan untuk mendorong siswa dalam pengumpulan informasi yang relevan, melaksanakan eksperimen, hingga mendapat insight untuk pemecahan masalah. Pada tahap ini guru dapat memberikan lembar kerja yang dapat memandu siswa dalam melakukan investigasi, mendalami materi, dan untuk menemukan solusi.

4. Guru selain melakukan proses pembimbingan juga dapat membantu siswa ketika proses perencanaan dan penyajian hasil akhir. Beberapa di antaranya seperti video, model, laporan, dan membagi tugas di antara anggota dalam kelompok.

Tahap keempat ini adalah periode dimana siswa mencatat  data hasil penyelidikan kelompok dalam Lembar Kerja, mengolah data yang diperoleh dari kelompoknya, dan menjawab pertanyaan pada Lembar Kerja. Selanjutnya siswa menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk yang sudah disepakati. Bisa menggunaka taabel, infografis, dan lain sebagainya.

5. Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi dan juga refleksi. Guru dapat mengarahkan siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi dalam setiap proses yang dijalankan dalam penyelidikan. Pada akhir pembelajaran, siswa dan guru mengevaluasi hasil penyelidikan melalui diskusi kelas. Guru membimbing siswa untuk menganalisis hasil pemecahan masalah tentang jumlah penduduk dan sampah di lingkungan sekitar. Siswa diharapkan menggunakan buku sumber untuk membantu mengevaluasi hasil diskusi. Selanjutnya, siswa akan mempresentasikan hasil penyelidikan dan diskusi di depan kelas dan kemudian dilakukan kegiatan penyamaan persepsi.  Guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi yang telah dipelajari siswa menggunakan  paper and pencil test atau authentic assesment. 

Sumber tulisan: 

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/perbedaan-project-based-learning-dan-problem-based-learning