A.
Materi
Pembelajaran
1. Menentukan konsentrasi asam atau
basa dengan titrasi
Titrasi asam basa adalah penetapan kadar larutan
asam atau basa berdasarkan reaksi penetralan asam dan basa. Kadar larutan asam
ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang diketahui kadarnya. Demikian
sebaliknya, kadar larutan basa ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang
diketahui kadarnya.
Bagaimana cara melakukan titrasi asam
basa? Berikut akan diberikan contoh titrasi asam basa:
Misalkan kita ingin menentukan kadar
larutan HCl dengan menggunakan NaOH 0,1M.
Untuk menentukan kadar HCl, kita perlu
melakukan percobaan untuk mengetahui berapa volume larutan NaOH 0,1M yang
ekivalen dengan volume tertentu HCl.
Prosedur
:
1) Sejumlah
larutan HCl (missal 20 mL) dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Tetesi beberapa
tetes indikator!
2) Sejumlah
NaOH dimasukkan ke dalam buret!
3) Tetesi
larutan dalam Erlenmeyer dengan larutan NaOH 0,1M yang ada dalam buret
perlahan-lahan sehingga keduanya ekivalen (dapat habis bereaksi). Titik
ekivalen adalah titik pada titrasi ketika asam dan basa tetap habis bereaksi
(diketahui dengan perubahan warna indikator). Titik ekivalen diketahui dengan bantuan
indikator jika larutan yang dititrasi menunjukkan perubahan warna, maka titrasi
segera dihentikan. Hal ini menunjukkan bahwa titik akhir titrasi sudah
tercapai.
Titik akhir titrasi
adalah titik pada saat indikator yang digunakan dalam titrasi berubah warna.
Setelah tercapai titik
akhir titrasi, volume NaOH yang dibutuhkan dapat dibaca pada buret.
|
NaOH |
HCl |
Volume |
20 mL |
20 mL |
Normalitas (N) |
0,1 |
? |
Maka konsentrasi HCl
dapat dihitung dengan persamaan:
V1
x
N1 = V2
x
N2
VNaOH
x NNaOH = VHCl x NHCl
Dengan :
N
=
M x n
V1
x
N1 = V2
x
N2
V1
x
M1 x n1 = V2 x M2
x n2
Keterangan :
M =
Kemolaran
n =
valensi asam atau basa
2. Perubahan pH pada Titrasi Asam Basa
(Kurva Titrasi)
pH akan naik ketika suatu larutan asam ditetesi
dengan larutan basa, sebaliknya pH akan turun ketika larutan basa ditetesi
dengan asam. Kurva titrasi adalah grafik yang menyatakan perubahan pH pada
titrasi asam dengan basa atau sebaliknya.
Ada
beberapa jenis titrasi, yaitu:
a. Titrasi
asam kuat dengan basa kuat
Gambar 3 .
Kurva Titrasi asam kuat dengan basa kuat:
pH
larutan pada titik ekivalen adalah 7
b. Titrasi
asam lemah dengan basa kuat
Gambar 4.
Kurva Titrasi asam lemah dengan basa kuat:
pH
larutan pada titik ekivalen di atas 7
c. Titrasi
basa lemah dengan asam kuat
Gambar 5.
Kurva Titrasi basa lemah dengan asam kuat:
pH larutan pada titik ekivalen di
bawah 7
Contoh
soal :
1) Untuk
menentukan kadar asam asetat (CH3COOH) dalam larutan cuka makan
dilakukan percobaan sebagai berikut:
10 mL cuka kita
encerkan dengan air suling sehingga tepat menjadi 100 mL. Sebanyak 20 mL cuka
yang baru diencerkan ini, dititer dengan larutan NaOH 0,1M. Jika NaOH yang
digunakan ternyata 30 mL, maka tentukanlah kemolaran cuka makan mula-mula! Apabila
massa jenis cuka makan itu adalah 1 gr/mL, tentukan % massa asam asetat dalam
cuka tersebut! (Mr CH3COOH = 60)
Jawab :
Pengenceran :
V1 = 10 mL
V2 = 100 mL
Rumus pengenceran :
V1 x M1
= V2 x M2
10 x M1 = 100 x M2
Proses titrasi :
Rumus penetralan:
V1 x M1
x n1 = V2 x
M2 x n2
Diketahui :
V1 (CH3COOH) = 20 mL
V2 (NaOH) = 30 mL
M2 = 0,1M
M1 = ?
V1 x M1
x n1 = V2 x
M2 x n2
20 x M1 x 1 = 30 x 0,1 x 1
20 x M1 = 3
M1 = 0,15 M (setelah
pengenceran)
Konsentrasi CH3COOH
sebelum pengenceran:
V1 x M1
= V2 x M2
10 x M1 = 100 x 0,15
M1 = 1,5 M
90 = 10 %
% = 9 %
2) Tentukan
konsentrasi larutan Ca(OH)2 sebanyak 25 mL yang dititrasi dengan 100
mL larutan HCl 0,1M!
Jawab :
Valensi HCl = 1
Valensi Ca(OH)2 = 2
V2 (Ca(OH)2) = 25 mL
V1 (HCl) = 100 mL
M1 = 0,1 M
V1 x M1
x n1 = V2 x
M2 x n2
100 x 0,1 x 1 = 25 x M2 x 2
10 = 50 M2
M2 = 0,2 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar