25 Jul 2020

IKATAN KIMIA



IKATAN KIMIA


    1.      Kecendrungan Suatu Unsur Untuk Mencapai Kestabilan.

Unsur-unsur gas mulia (VIIIA) adalah unsur yang stabil. Unsur yang stabil seperti gas mulia, mempunyai susunan atau konfigurasi elektron dengan elektron valensi 2 dan 8.  Setiap unsur lain (selain gas mulia) ingin kondisi yang stabil seperti gas mulia. Dalam usaha inilah, terjadi ikatan kimia. Unsur-unsur tersebut cenderung untuk membentuk ikatan dengan dengan unsur lain dengan cara melepaskan/menerima elektron untuk menstabilkan dirinya.

 

Oleh karena itulah, tidak mengherankan jika unsur banyak yang didapatkan dalam bentuk sebagai senyawa daripada dalam bentuk unsur bebas. Misalnya: Oksigen (O) lebih banyak didapat sebagai senyawa H2O daripada sebagai O2, Na sebagai NaCl lebih banyak ditemukan dari pada Na sebagai unsur bebas.


2.      Susunan Elektron Valensi Atom Gas Mulia dan Bukan Gas Mulia




3.      Struktur Lewis

Dalam ikatan kimia di kenal istilah lambang Lewis atau struktur Lewis. Lambang Lewis ditulis dengan titik-titik (kadang-kadang dengan bulatan atau tanda silang) yang menggambarkan banyaknya elektron valensi suatu unsur. Cara penulisan ini dikenalkan oleh Gilbert Newton Lewis.

 


4      Aturan Oktet dan Duplet

Kecendrungan atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron seperti gas mulia atau 8 elektron  pada kulit terluar disebut “Kaidah Oktet”. Sementara itu, atom-atom yang mempunyai kecendrungan untuk memiliki konfigurasi elektron seperti gas helium disebut “Kaidah duplet”.


·      Contoh Oktet:

11Na : 2  8  1

Untuk mencapai kesetabilan, Na akan melepaskan 1 elektron pada kulit terluarnya sehingga menyamai konfigurasi elektron Neon (10Ne)

11Na+ : 2  8   (Oktet)

 

·      Contoh Duplet:

3Li : 2  1

Untuk mencapai kesetabilan, Li akan melepaskan 1 elektron pada kulit terluarnya sehingga menyamai konfigurasi elektron Helium (2He).

3Li+ : 2  (Duplet)


5.      Ikatan Ion.

a.      Pengertian Ikatan Ion

Ikatan Ion adalah ikatan yang terjadi antara:

¡                  Ion positif dengan ion negatif dengan gaya elektrostatis

¡                  Unsur yang mudah melepaskan elektron dengan unsur yang mudah menerima elektron

¡                 Unsur logam dengan unsur non logam

Senyawa Ion adalah: senyawa yang terbentuk karena adanya ikatan ion. Salah satu contoh senyawa yang berikatan ion adalah NaCl (garam dapur)


b.      Sifat Senyawa Ion:

1.    Mudah larut dalam air dan menghantarkan listrik. Senyawa ion akan mengalami ionisasi (terion) di dalam air sehingga ion-ion akan mudah bergerak membawa elektron sebagai muatan listrik.

·         Senyawa dalam bentuk padatan tidak bisa menghantarkan listrik, karena ion-ion nya tidak dapat bergerak bebas menghantarkan arus listrik.

·         Senyawa dalam bentuk lelehan bisa menghantarkan listrik, meskipun tidak terdapat air. Hal ini disebabkan dalam keadaan meleleh, ion-ion dari senyawa ini masih bisa bergerak bebas untuk menghantarkan arus listrik.

2.      Titik leleh dan titik didihnya tinggi. Karena demikian kuatnya gaya elektrostatis yang dimiliki, maka diperlukan suhu yang tinggi untuk bisa memutuskan ikatan ion.

                
        

3.      Keras dan rapuh jika terkena pukulan.

Jika kristal senyawa ion dipukul, maka ion-ion yang terkena pukulan akan bergeser sehingga sejajar dengan ion-ion lain yang bermuatan sama. Oleh karena ion-ion yang sama muatannya akan saling tolak-menolak, maka akibatnya kristal dari senyawa ion akan terpecah.

 

c.      Pembentukan Ikatan Ion

Ikatan ion terbentuk antara atom-atom yang memiliki kecendrungan melepaskan dan menerima elektron yang besar.

Contohnya, tarjadi antara unsur-unsur logam reaktif (IA dan IIA) dengan non logam (golongan VIIA dan VIA).

 

1.      Pembentukan NaCl

NaCl (natrium klorida/garam daput) terbentuk dari unsur natrium (Na) dan klorin (Cl). Natrium berupa zat padat, berwarna putih mengkilat, titik didihnya rendah dan mudah bereaksi dengan nonlogam. Sedangkan klorin berupa gas berwarna hijau kekuningan dan berbahaya jika terhirup manusia. Jika kedua unsur ini direaksikan, maka terbentuk NaCl yang sifatnya berbeda dengan sifat natrium dan klorin. NaCl berupa zat padat putih, titik lelehnya tinggi, berasa asin, dan tidak berbahaya untuk dikonsumsi.

Susunan elektron atom Na (1s2 2s2 2p6 3s1) belum seperti gas mulia sehingga atom Na belum stabil. Dalam usaha mencapai kesetabilannya, atom Na akan menyesuaikan susunan elektronnya seperti susunan elektron gas mulia. Untuk itu, atom Na lebih mudah melepaskan 1 elektron terluarnya guna membentuk ion Na sehingga susunan elektronnya seperti gas mulia Ne (1s2 2s2 2p6).

              Na               à    Na+              +    e-

      (1s2 2s2 2p6 3s1)    (1s2 2s2 2p6)

 

-

Susunan elektron atom Cl (1s2 2s2 2p6 3s2 3p5) belum seperti gas mulia sehingga atom Cl belum stabil. Dalam usaha mencapai kesetabilannya, atom Cl akan menyesuaikan susunan elektronnya seperti susunan elektron gas mulia. Untuk itu, atom Cl akan menerima 1 elektron dari atom lain (dalam hal ini elektron dari atom Na) sehingga susunan elektronnya seperti gas mulia Ar (1s2 2s2 2p6 3s2 3p6).    

6.      Ikatan Kovalen

1.    Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi melalui pemakaian pasangan elektron secara bersama-sama atau ikatan yang terjadi antara atom non logam dengan atom non logam.

Ikatan kovalen ada beberapa bentuk, yaitu:

a.    Ikatan kovalen tunggal, merupakan ikatan yang terjadi jika sepasang elektron dipakai secara bersama-sama untuk berikatan dimana masing-masing atom menyumbang satu elektron.

 


b.   Ikatan rangkap dua, merupakan ikatan kovalen yang terjadi jika setiap atom unsur yang berikatan masing-masing menyumbang sepasang elektron sehingga membentuk dua pasang elektron yang berikatan.


    


c.   Ikatan rangkap tiga, merupakan ikatan yang terjadi jika setiap atom unsur yang berikatan masing-masing menyumbangkan 3 elektron sehingga membentuk 3 pasang elektron untuk berikatan.

        

d.     Ikatan kovalen koordinasi/ ikatan kovalen dativ, merupakan ikatan yang terjadi karena adanya pemakaian pasangan elektron secara bersama-sama, dimana pasangan elektron yang dipakai secara bersama-sama tersebut hanya berasal dari salah satu atom yang berikatan.


        

e.       Ikatan kovalen polar dan non polar

Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang terbentuk karena adanya perbedaan keelektronegatifan yang besar.

        

Gambar : Harga keelektronegatifan beberapa unsur

 

Contoh :

H – Cl, H – Br, dan H – F

 

Ikatan kovalen non polar adalah ikatan kovalen yang terbentuk antara atom-atom yang tidak memiliki perbedaan keelektronegatifan.

Contoh :

Cl2, Br2, I2, H2, dan N2

 

Untuk molekul CCl4 :

Keempat ikatan C – Cl merupakan ikatan polar, tetapi karena molekul simetris maka titik berat muatan negatif berada di atom C yang merupakan titik berat muatan positif. Dengan demikian, molekul CCl4 merupakan molekul non polar.

 

Ciri-ciri senyawa yang berikatan kovalen:

a.       Untuk ikatan kovalen polar : titik lelehnya rendah dan dapat menghantarkan listrik

b.      Untuk ikatan kovalen non polar : titik lelehnya rendah dan tidak dapat menghantarkan listrik


7.      Ikatan Logam dan Ikatan Hidrogen

a.      Ikatan Logam

Ikatan logam adalah ikatan yang terjadi antar atom logam (sesamanya) tanpa membentuk molekul. Ikatan ini berbeda dengan ikatan kovalen pada atom non logam,  dimana terbentuk molekul. Ikatan logam terdapat dalam unsur-unsur logam, seperti tembaga, besi dan aluminium.

 

b.      Ikatan Hidrogen

Ikatan hidrogen adalah gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara molekul-molekul polar (mengandung atom-atom sangat elektronegatif, misalnya F, O, N) dengan atom hidrogen. Ikatan ini dilambangkan dengan titik-titik (...)



8.      Bentuk Molekul

1.      Bentuk Molekul

Didalam pembentukan molekul dikenal istilah berikut:

a.       Pasangan Elektron (PE)

b.      Pasangan elektron ikatan (PEI)

c.       Pasangan elektron bebas (PEB)

Berikut beberapa tipe dan bentuk molekul :



2. Meramalkan Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Domain Elektron

    Bentuk molekul dapat ditentukan dengan menggunakan teori domain elektron.

    Langkah-langkah dalam meramalkan bentuk molekul:

1.      Menentukan konfigurasi elektron dari atom pusat dan atom lain selain atom pusat.

2.      Menentukan elektron valensi atom pusat dan elektron lain selain atom pusat yang dipakai untuk berikatan

3.      Menjumlahkan elektron valensi atom pusat dengan elektron elektron dari atom lain yang digunakan untuk ikatan.

4.      Menentukan banyaknya pasangan elektron, yaitu sama dengan jumlah pada langkah 2 dibagi dua.

5.      Menentukan banyaknya pasangan elektron terikat dan pasangan elektron bebas.

6.      Tentukan tipe dan bentuk geometri molekulnya

 

Contoh soal:

1.         Meramalkan bentuk molekul PCl5

Langkah 1 :

15 P : 2 . 8 . 5

17 Cl : 2 . 8 . 7

Langkah 2 dan 3 :

Elektron valensi atom pusat = 5

Elektron atom lain yang dipakai untuk berikatan = 5

Langkah 4 :

Jumlah pasangan elektron (PE) = 5+ 5/2= 5

Langkah 5 :

Jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) = 5

Jumlah pasangan elektron bebas (PEB)= PE-PEI

                                                                  = 5-5

                                                                  = 0

 

Langkah 6 :

Tipe molekul : AX5

Bentuk geometri molekul : Trigonal bipiramida


Tidak ada komentar:

Posting Komentar