Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat bergantung pada keberadaan air, salah satu sumbernya adalah air hujan. Hujan menjadi sumber air yang penting apabila sumber air bersih lainnya seperti sungai, danau, atau sumur tidak bisa digunakan. Selain itu, hujan juga sangat bermanfaat bagi lahan pertanian, industri, sampai untuk pembangkit tenaga listrik.
Air hujan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Namun, ada air hujan yang patut diwaspadai keberadaannya, yaitu hujan asam. Alih-alih mendapatkan manfaat, air hujan asam justru mendatangkan banyak dampak negatif. Lantas, apa itu hujan asam? Berikut penjelasannya.
Pengertian Hujan Asam
Hujan asam merupakan hujan yang memiliki pH rendah dan memiliki sifat asam yang korosif atau dapat mengikis partikel lain. Hujan asam juga biasa dikenal sebagai hujan yang mengandung endapan asam, yaitu kandungan sulfur (SO2) dan nitrogen oksida (NOX) yang terbawa udara, kemudian menyebar pada atmosfer.
Peristiwa hujan asam dapat terjadi akibat dampak erupsi gunung. Namun, hal itu hanya menjadi sebagian kecil penyebab, bahkan jarang terjadi.
Penyebab Hujan Asam
Penyebab paling sering terjadinya hujan asam adalah pembakaran bahan bakar fosil, misalnya pembakaran di pusat pembangkit listrik, kendaraan bermotor, atau hal lainnya yang juga menyebabkan pemanasan global seperti halnya dibahas dalam buku Global Warming dibawah ini.
Perlu diketahui, setiap benda yang terkena tetesan hujan asam akan mengalami berbagai dampak buruk.
Sementara itu, menurut laporan National Geographic, hujan asam merupakan situasi ketika air hujan bercampur dengan sulfur dioksida dan nitrogen dioksida. Hal itu mengakibatkan air hujan bersifat asam dan memiliki pH rendah, yakni 4,2 sampai 4,4. Padahal, hujan normal memiliki pH sekitar 5,6.
Proses Terjadinya Hujan Asam
Berbeda dengan air hujan biasa, hujan asam dapat membahayakan kehidupan. Namun, apakah kamu sudah mengerti proses terjadinya hujan asam? Agar bisa mencegah dampak buruk dari hujan asam, simak penjelasan berikut ini
ya.
Hujan Asam Terjadi Akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil
Mula-mula, terjadinya hujan asam berawal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh kendaraan bermotor maupun pabrik, industri, serta pembangkit listrik. Berdasarkan laporan dari United States Environmental Protection Agency, pembakaran bahan bakar fosil itu dapat menimbulkan asap dengan berbagai jenis zat, antara lain gas karbon dioksida, sulfur dioksida, dan nitrogen oksida. Ketiga gas itu lantas akan naik ke atmosfer dan bereaksi dengan oksigen di udara, lalu bereaksi dengan air.
Hujan Asam Berdampak Buruk Bagi Kehidupan
Proses selanjutnya, gas sulfur dioksida (SO2) bakal mengikat oksigen di udara, lantas berubah menjadi sulfur trioksida (SO3). Sulfur trioksida (SO3) tersebut lantas bereaksi dengan air di udara, kemudian terbentuklah air hujan berupa asam sulfat (H2SO4). Sementara itu, gas nitrogen oksida (NO2) yang naik ke atmosfer juga bereaksi menjadi oksigen yang membentuk gas nitrogen dioksida (NO2). Nitrogen dioksida itu lantas bereaksi kembali bersama partikel air di udara, lalu membentuk air hujan berupa asam nitrat (HNO3) dan asam nitrit (HNO2).
Asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), dan asam nitrit (HNO2) lalu turun ke permukaan bumi dalam bentuk air hujan, salju, atau kabut yang memiliki sifat asam. Air hujan asam itu lantas menyirami permukaan bumi, merembes masuk ke dalam tanah, air dan menimbulkan efek yang buruk bagi kehidupan semua makhluk di bumi.
Dampak Hujan Asam
1. Tumbuhan Terancam Mati Akibat Pengikisan Jaringan Epidermis
Pengikisan jaringan epidermis dapat mengakibatkan tumbuhan menjadi lebih mudah mengalami kekeringan. Selain itu, tumbuhan juga rentan terserang berbagai macam hama penyakit dan serangga. Secara umum, air hujan asam akan mengubah pH tanah dan mengakibatkan aluminium meresap ke dalam tanah. Aluminium tersebut juga menghalangi mineral lain yang dibutuhkan tumbuhan. Hal itu mengakibatkan tumbuhan kekurangan mineral dan air, lalu pada akhirnya akan mati apabila hujan asam terjadi secara terus-menerus.
Sesuai dengan namanya, hujan asam memiliki sifat yang asam. Saat hujan tersebut turun ke permukaan bumi, air asam itu membasuh tumbuhan dan memengaruhi tanah di sekitarnya. Asam dari hujan itu dapat mengakibatkan lingkungan kekurangan mineral, kalsium, serta magnesium. Air asam yang menyentuh tumbuhan bisa mengikis jaringan epidermis, utamanya di bagian kloroplas daun sehingga kemampuan fotosintesis tumbuhan tersebut jadi berkurang.
Salah satu cara untuk mengetahui apakah sedang terjadi hujan asam adalah mengamati tumbuhan di sekitar lingkungan. Apabila tumbuhan tampak layu bahkan sekarat, kemungkinan terjadi hujan Selain itu, hujan asam juga dapat menyebabkan tanah kehilangan kandungan nutrisi serta mineralnya.
Menurut para ilmuwan, air asam bisa melarutkan nutrisi dan mineral yang bermanfaat bagi tanah, lantas menyapunya sebelum pohon dan tanaman lain bisa menggunakannya untuk tumbuh. Di saat yang sama, hujan asam juga mengakibatkan pelepasan zat-zat beracun bagi pohon dan tanaman, misalnya aluminium ke dalam tanah.
Logam beracun seperti aluminium, kadmium, serta merkuri larut dalam tanah karena adanya reaksi dengan asam. Hal itu terjadi karena logam-logam tersebut terikat di tanah dalam kondisi normal, namun aksi pelarutan tambahan dari ion hidrogen mengakibatkan batu dan partikel tanah yang terikat kecil terurai. Kehidupan tumbuhan di daerah yang kerap terjadi hujan asam biasanya akan tumbuh lambat bahkan mati imbas pengasaman tanah.
2. Senyawa Sulfur Dioksida dan Nitrogen Dioksida Menghasilkan Kadar Asam Tinggi
Selain itu, hujan asam juga terjadi imbas adanya pembuangan senyawa sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOX) ke udara. Kedua senyawa itu pada umumnya dihasilkan dari asap kendaraan bermotor serta penggunaan batu bara sebagai tenaga listrik. Tak hanya itu, letusan gunung berapi juga ikut berperan terhadap kehadiran kedua zat itu di udara.
Saat dibakar, sulfur dioksida dan nitrogen dioksida akan terakumulasi serta bereaksi dengan molekul air di udara. Hal itu dapat menghasilkan hujan dengan kadar asam yang tinggi. Pendek kata, setiap tetesan air hujan tersebut pasti mengandung zat asam.
3. Hewan Terancam Mati Akibat Peningkatan Karbon Dioksida
Bukan hanya dapat mengurangi kalsium, hujan asam juga bisa meningkatkan kadar karbon dioksida dalam air yang membuat hewan terdampak tidak bisa bernapas, pada akhirnya akan mati mengambang. Selain itu, hujan asam juga sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan rantai makanan. Matinya hewan pada ekosistem air akan mengurangi makanan bagi pemakan rantai makanan lain seperti burung, ular, dan juga beruang. Hal ini bisa menyebabkan kelaparan berkepanjangan bagi hewan-hewan tersebut.
Selain itu, hujan asam juga memberikan efek yang sangat besar, terutama pada hewan yang tinggal di lingkungan air, misalnya danau, sungai, atau rawa-rawa. Hujan air asam itu akan merusak insang ikan, membuat embrio hewan air mati, serta membuat ikan menjadi mandul lantaran sangat kekurangan kalsium.
4. Hujan Asam Dapat Menyebabkan Berbagai Macam Penyakit
Hujan asam juga dapat menyebabkan berbagai macam penyakit bagi makhluk hidup. Ketika hujan asam sudah berhenti, partikel-partikel asam bakal mengendap di lingkungan terdampak, lalu terhirup oleh manusia. Partikel asam itu lantas akan masuk ke dalam paru-paru, dan pada akhirnya menyebabkan berbagai macam gangguan pernapasan, di antaranya asma, bronkitis, emfisema, serta pneumonia. Tak hanya itu, partikel yang tidak terhirup juga bisa menyebabkan iritasi pada mata serta gangguan penglihatan.
Partikel dari hujan asam yang berupa sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) amat berbahaya apabila terpapar dalam jumlah besar atau dalam jangka panjang. Dalam sebuah penelitian, terungkap bahwa terdapat hubungan antara peningkatan paparan senyawa tersebut dengan penyakit jantung dan gangguan pernapasan, misalnya asma, batuk kering, dan iritasi tenggorokan.
Tak hanya itu, adanya polusi udara juga memperparah dampak hujan asam bagi kesehatan, yaitu penyakit jantung, kanker paru-paru, ISPA atau saluran pernapasan akut dan kronis, sakit kepala, juga iritasi mata, hidung, dan tenggorokan. Kelompok yang sangat rentan terhadap kondisi udara tersebut adalah anak-anak, orang tua, orang yang bekerja di luar ruangan, serta penderita gangguan paru-paru atau jantung.
Polutan yang menjadi penyebab hujan asam (sulfur dioksida dan nitrogen oksida) memang memiliki peran besar dalam merusak kesehatan manusia. Gas-gas tersebut berinterksi di atmosfer, lalu membentuk partikel sulfat dan nitrat halus yang dapat diangkut jarak jauh oleh angin, kemudian dihirup dalam-dalam ke paru-paru manusia. Sudah banyak penelitian ilmiah yang mengidentifikasi hubungan antara peningkatan kadar partikel halus, peningkatan penyakit dan kematian dini imbas gangguan jantung dan paru-paru seperti asma dan bronkitis.
Namun, ada satu hal yang perlu kamu ketahui. Hujan asam sebenarnya tidak terlalu berbahaya terhadap kesehatan manusia asalkan hujan asam yang turun itu tidak mengandung sulfur dan nitrogen oksida. Sebab, kedua polutan itulah yang dapat meracuni manusia. Apabila kedua partikel itu turut serta dalam peristiwa hujan asam, maka berpotensi terhirup oleh manusia, masuk ke paru-paru, dan bisa memicu kerusakan paru-paru dan jantung.
5. Mengancam Keberlangsungan Industri dan Merusak Material Bangunan
Bukan hanya berdampak buruk bagi kesehatan, hujan asam juga bisa merugikan industri perikanan. Sebab, hujan asam bisa menimbulkan kematian ikan dalam jumlah besar. Industri perkebunan juga turut dirugikan imbas terjadinya penurunan kualitas tanaman, bahkan kematian tanaman secara besar-besaran.
Hujan asam juga berdampak besar terhadap karena bisa merusak ekosistem dan material-material yang tersentuh hujan tersebut. Tidak semua endapan asam memiliki sifat basah, ada pula yang bersifat kering seperti butiran debu. Ketika tetesan hujan asam menjadi satu dengan endapan asam kering, akan berdampak besar terhadap bangunan.
Endapan-endapan itu akan jatuh pada permukaan bangunan, lalu mengakibatkan permukaan bangunan tampak kotor. Selain itu, hujan asam juga mengandung asam sulfat dan asam nitrat. Asam sulfat dan asam nitrat merupakan asam kuat yang dapat melarutkan besi. Akibatnya, bangunan dan besi akan rusak karena terkena hujan asam.
Hujan asam bisa merusak benda dan infrastruktur yang terbuat dari batu kapur dan marmer, misalnya patung atau bangunan bersejarah. Berdasarkan laporan dari Encyclopaedia Britannica, air asam bisa melarutkan batu kapur dan marmer, hal itu membuatnya terkikis dan rusak bentuknya. Sulfur dan nitrogen oksida yang mengendap pada hujan asam dapat berdampak buruk pada material logam, batu, bahkan cat. Ketika material itu terkena hujan asam, logam dapat mengalami korosi dan menjadi berkarat. Sementara, pada batu yang terkena hujan asam dapat terkikis, serta cat juga bisa memudar.
Hal yang harus dipahami, rusaknya beragam material itu tentu akan berdampak pada finansial. Banyak biaya perbaikan yang harus disiapkan, seperti biaya perawatan hingga mengganti ornamen yang hilang.
6. Merusak Ekosistem Air
Dampak terparah dari terjadinya hujan asam adalah rusaknya ekosistem air imbas kandungan aluminiumnya. Semakin sering suatu daerah terimbas hujan asam, akan semakin rusak pula ekosistem airnya.
Kandungan asam dan aluminium pada aliran air akan dilepaskan oleh hujan asam. Tak hanya itu, kandungan asam pada hujan asam juga memengaruhi kadar normal asam pada suatu lingkungan. Dampak negatif dari hujan asam tidak hanya dirasakan oleh makhluk maupun benda di darat, melainkan juga makhluk laut. Bagaimana bisa? Ya, hal itu berasal dari polutan kiriman pabrik dan industri yang terbang terbawa angin, lantas menyebar ke daerah sekitarnya. Saat daerah pesisir menjadi lebih asam, hewan laut seperti bulu babi, karang, hingga beberapa jenis plankton akan mengalami kesulitan menciptakan exoskeleton.
Cara Mencegah Kerusakan Akibat Hujan Asam
1. Terapkan 3R Secara Konsisten
Kerusakan akibat hujan asam tentu saja dapat dicegah. Pertama, lakukan 3R yaitu reuse, reduce, dan recycle. Kamu harus mulai mengurangi jumlah sampah. Memang tidak mudah membangun kesadaran kolektif, mulailah dari dirimu sendiri.
2. Kurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor
Seperti kita ketahui, kendaraan memiliki pengaruh besar terhadap meningkatnya polusi udara sekitar. Kurangilah menggunakan kendaraan bermotor dan beralihlah ke transportasi umum untuk mengurangi polusi.
3. Perbanyak Ruang Terbuka Hijau
Apabila di sekitar tempat tinggalmu ada banyak ruang terbuka hijau, akan semakin besar pula pengaruhnya pada kesehatan udara. Tumbuhan hijau akan menyaring banyak polusi lingkungan, lantas menggantinya dengan oksigen yang menyejukkan.
Hutan yang menjadi salah satu komunitas biologi juga merupakan ruang terbuka hijau dengan kontribusi terbesar dalam kehidupan. Pelajari berbagai hal tentang hutan pada buku Ekologi Hutan karya Indriyanto.
4. Kurangi Penggunaan Energi Listrik
Risiko hujan asam juga dapat dikurangi dengan menghemat dan mengurangi penggunaan energi listrik. Kamu bisa melakukan beberapa hal, misalnya menggunakan peralatan rumah tangga seperti lemari es, lampu, atau mesin cuci yang hemat energi. Jangan lupa untuk mematikan semua peralatan yang menggunakan listrik apabila tidak digunakan. Pilih kendaraan rendah emisi serta ramah lingkungan kalau misalnya kamu ingin punya kendaraan pribadi.
Penulis : Indiana Malia
Sumber : https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/literasi/hujan-asam/amp/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar