TTS KIMIA

LATIHAN SOAL PKWU XII

LATIHAN SOAL KIMIA KELAS X

LATIHAN SOAL KIMIA KELAS XII

LATIHAN SOAL KIMIA KELAS XI

VIDEO PEMBELAJARAN KIMIA

LATIHAN SOAL KIMIA

Learning Blog Kelas XII

SLIDE PEMBELAJARAN PKWU KELAS XII

SLIDE PEMBELAJARAN

MODUL PEMBELAJARAN KIMIA

BUKU KURIKULUM MERDEKA

Kamus Kimia

Buku Referensi Kimia

MODUL GURU PENGGERAK

25 Jul 2020

TATA NAMA SENYAWA KIMIA



TATA NAMA SENYAWA KIMIA


1.      Tata Nama Senyawa Menurut IUPAC

a.         Tata nama Senyawa Biner

Senyawa biner adalah senyawa yang terbentuk dari dua jenis unsur. Ada 2 jenis senyawa biner, yaitu senyawa biner yang terbentuk dari unsur logam dan nonlogam dan senyawa biner yang terbentuk dari unsur-unsur nonlogam.

1.    Senyawa biner yang terbentuk dari unsur logam dan non logam, terbagi pada 2 bentuk, yaitu:

ü 
Dari logam yang memiliki satu jenis biloks (logam golongan utama), maka aturan penamaannya adalah:

Nama logam ditulis terlebih dahulu, kemudian tulis nama non logamnya + akhiran- ida

Contoh :

BaO   : Barium oksida

Na2O : Natrium oksida

BeCl2 : Berilium klorida

CaCl2 : Kalsium klorida

 

ü  Dari unsur logam yang memiliki lebih dari satu biloks (biasanya logam golongan transisi), maka aturan penamaannya adalah :

    

Nama logam ditulis terlebih dahulu, kemudian muatan logamnya ditulis dengan angka Romawi, diikuti nama non logam + akhiran- ida

Contoh :

    Cu2O      : Tembaga (I) oksida

    CuO       : Tembaga (II) oksida

    FeCl2        : Besi (II) klorida

    FeCl3        : Besi (III) klorida

    SnCl2       : Timah (II) klorida

    SnCl3       : Timah (III) klorida

 

2.    Senyawa biner yang terbentuk dari non logam dan non logam

Ada 2 cara pemberian nama senyawa tersebut, yaitu:

ü  Dengan cara memberikan keterangan jumlah atom pengikat:


Tulis jumlah nonlogam pertama, diikuti dengan nama nonlogam pertama. Kemudian, tulis jumah nonlogam kedua, diikuti dengan nama non logam kedua + akhiran –ida

    Contoh :

    SO2        : Sulfur dioksida

    SO3        : Sulfur trioksida

    NO2        : Nitrogen dioksida

    N2O5      : dinitrogen pentaoksida

 ü   Dengan cara memberikan keterangan biloks:

Non logam yang memiliki biloks positif ditulis lebih dahulu dengan angka Romawi dalam tanda kurung, kemudian diikuti dengan non logam yang memiliki biloks negatif + akhiran –ida

Contoh :

       SO2        : belerang (IV) oksida

        SO3        : belerang (VI) oksida

        NO2        : nitrogen (IV) oksida

        N2O5      : nitrogen (V) oksida


b.      Tatanama Senyawa Poliatom

1.       
Kation dari unsur utama:

Nama kation ditulis terlebih dahulu kemudian diikuti dengan nama anionnya

Contoh :

BaSO4                : Barium sulfat

Al2(SO4)3             : Aluminium sulfat

NaNO3               : Natrium nitrat

2.              
Kation dari unsur transisi:

Kation ditulis lebih dahulu diikuti dengan biloksnya dengan angka Romawi dalam tanda kurung, kemudian diikuti dengan anionnya.

Contoh :

Fe2(SO4)3               : Besi (III) sulfat

Sn(NO3)2               : Timah (II) nitrat


2.      Persamaan Reaksi Kimia

a.         Definisi Persamaan Reaksi

Persamaan reaksi adalah persamaan yang menggambarkan suatu reaksi kimia. Dalam persamaan reaksi kimia, terdapat zat-zat yang bereaksi yang terletak di sebelah kiri tanda panah dan zat-zat hasil reaksi yang terletak di sebelah kanan tanda panah.

pA + qB   à rC + sD

Zat-zat yang bereaksi disebut pereaksi dan zat-zat hasil reaksi disebut produk.

A dan B sebagai pereaksi (reaktan)

C dan D sebagai hasil reaksi (produk)

Contoh :

1.      Gas hidrogen dan gas oksigen bereaksi menghasilkan air

    H2(g) + O2(g)   à   H2O(l)

2.      Gas hidrogen dan gas nitrogen bereaksi menghasilkan gas amoniak

H2(g) + N2(g)   à  NH3(g)

3.      Besi dan belerang bereaksi menghasilkan besi belerang

Fe(s) + S(s)  à FeS(s)

Wujud/ fasa zat :

-          Padat/ solid (s)

-          Cair/ liquid (l)

-          Gas (g)

-          Larutan (aq)

 

Dalam persamaan reaksi berlaku Hukum Kekekalan Massa :

“Massa zat sebelum dan sesudah reaksi kimia adalah tetap”

 

b.         Cara Menyetarakan Persamaan Reaksi

1.      Menuliskan persamaan reaksi belum setara, tetapi memuat rumus kimia pereaksi dan hasil reaksi secara benar

2.      Memberikan koefisien untuk setiap rumus kimia pada persamaan reaksi sedemikian rupa sehingga persamaan reaksi setara (jumlah atom diruas kiri sama dengan jumlah ruas kanan)

3.      Menuliskan lambang untuk wujud zat masing-masing pereaksi dan hasil reaksi.

Contoh soal :

1.    Setarakan reaksi berikut:

a.       H2(g) + O2(g) à  H2O(l)

b.      H2(g) + N2(g) à  NH3(g)

c.       Na(s) + Cl2(g) à NaCl(s)

Jawab :

a.       H2(g) + O2(g)   à    H2O(l)

H2(g) + 1/2O2(g)  à H2O(l)  (x2)

Reaksi setara :

2H2(g) + O2(g)    à  2H2O(l)

 

b.      H2(g) + N2(g) à    NH3(g)

H2(g) + 3N2(g)  à  2NH3(g)

Jadi, persamaan reaksi setara:

H2(g) + N2(g)    à  NH3(g)

 

c.       Na(s) + Cl2(g)    à NaCl(s)

Na(s) + 1/2Cl2(g)   à NaCl(s)  (x2)

Reaksi setara :

2Na(s) + Cl2(g)   à  2NaCl(s)

 

2.      Setarakan reaksi berikut :

Cl2 + KOH   à  KCl + KClO2 + H2O

       Jawab :

      Kita misalkan koefisien reaksi :

aCl2 + bKOH  à  cKCl + dKClO2 + eH2O

      Untuk Cl         : 2a = c + d

                  K         : b = c + d

                  O         : b = 2d + e

                  H         : b = 2e

      Beri harga koefisien a =1

2a = c + d                                            b = 2d + e

2.1 = c + d                                           2 = 2d + 1

2 = c + d                                              d = 1/2

d = 2- c

b = c + d                                              b = c + d

b = c + (2 – c)                                      2 = c + 1/2

b = 2                                                    c = 3/2

 

b = 2e

2 = 2e

e = 1

Jadi, a = 1; b = 2; c = 3/2; d = ½ dan e = 1

Agar tidak berbentuk pecahan, koefisien tersebut dikalikan dengan nilai penyebut dari koefisien berpecahan:

Cl2 + 2KOH  à3/2KCl + 1/2KClO2 + H2O       (x2)

2Cl2 + 4KOH  à 3KCl + KClO2 + 2H2O


Tidak ada komentar:

Posting Komentar